7 Macam Motif batik Untuk Pernikahan - Setiap motif batik pasti memiliki arti dan makna sendiri, terlebih lagi batik dengan motif tradisional klasik, untuk di daerah jawa tengah terutama jogja dan solo, setiap gambar/corak batik memiiliki makna sendiri-sendiri, hal itu terpengaruh dengan budaya hindu-jawa pada jaman dahulu. Bahkan pada motif tertentu dianggap sakral dan hanya dapat digunakan pada acara tertentu saja misalnya pada acara pernikahan/ upacara perkawinan.
Pernikahan merupakan suatu proses membina suatu keluarga yang bahagia untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin,. Pada prosesi pernikahan biasanya dilambangkan dengan kelengkapan dan juga tata rias tak terkecuali perhiasan dan banyak pula pada acara prosesi pernikahan yang menggunakan busana batik.
Di jogjakarta sendiri banyak sekai macam motif batik yang digunakan / dipakai pada acara prosesi pernikahan. berikut ini adalah macam motif batik yang sering digunakan oleh pengantin pada prosesi acara pernikahan diantaranya : yakni motif grompol, cakar ayam, truntum, simbar lintang, sida luhur, parang
kusuma, sida mukti, semen ageng, sida asih. Tiap-tiap motif kain batik itu memiliki beberapa variasi lagi, dan juga mempunyai arti lambang yang berbeda, namun memiliki pengertian makna yang sama, yaitu pengertian mengenai, cinta, hidup dan
kebahagiaan.
1. Motif Batik Grompol
Motif batik grompol masuk kedalam kelompok motif ceplok. Kata grompol memiliki makna dompol-grombol yaitu diartikan sebagai kumpulan
barang. Harapannya adalah dalam kehidupannya pemakai motif tersebut seperti sebuah pohon yang memiliki banyak bunga dan buah yang ranum. Disesuaikan dengan
fungsinya kedalam upacara perkawinan, kain batik tersebut tersebut digunakan pada waktu
upacara siraman oleh calon pengantin. Harapanhya adalah pengantin yang menggunakan motif grompol tersebut, akan memiliki masa depan yang cerah, selalu mendapat rahmat, banyak rejeki, banyak anak,
tentram, rukun, sejahtera, dan damai selamanya.
2. Motif Batik Truntum
Motif batik truntum ini juga termasuk dalam motif ceplok. Motif truntum terletak pada bidang berbentuk segi empat. Motif ini digambarkan sebagai bunga. Pemakaian kain yang berasal dari bahasa
Jawa, mempunyai arti tumbuh lagi itu, harapannya adalah di dalam hidup
berkeluarga hendaknya suami-isti selalu menjaga hubungan yang penuh kasih
sayang dan harmonis, baik kehidupan sebagai suami istri, hubungan antara anak dengan orang
tua, hingga dalam hubungan bermasyarakat. Motif batik truntum ini biasa dipakai oleh kedua orang tua mempelai pada waktu upacara midodareni dan
panggih.
3. Motif Batik Cakar Ayam
Motif batik cakar ayam masuk juga dalam motif ceplok yang tersusun atas
titiktitik, garis putus-putus, dan variasinya yang sepintas lalu
seperti motif pada anyaman. Cakar ayam sendiri dari arti katanya berasal dari
kata cakar dan ayam. Sehingga motifnya seperti membentuk jari-jari ayam. Ayam
dalam kesehariannya hidup selalu menggunakan cakarnya untuk mencari makan. Sehingga motif cakar ayam dalam batik ini melambangkan
semangat hidup manusia di masa mendatang. Harapannya adalah Suami dapat mencari nafkah sendiri, banyak anak, banyak
rejeki, tenteram dan sejahtera seumur hidup.
4. Motif Batik Simbar Lintang
Motif ini masuk juga kedalam Motif ceplok yang menggambarkan rupa angkasa yang dipenuhi dengan cahaya
bintang pada malam hari. Pola batik simbar lintang terdiri dari motif
bersimbar bertajuk empat dan motif bunga bertajuk delapan. Simbar lintang mempunyai makna, agar pasangan pengantin nantinya akan senantiasa
meraih anugerah yang berupa kebahagiaan, kecukupan sandang pangan, dan hidup sejahtera selamanya. Batik motif simbar ini digunakan sebagai busana pengantin pria dan wanita pada upacara
sepasaran.
5. Motif Batik Parang Kusuma
Motif ini berasal dari unsur motif mlinjon dan motif api .
Motif ini tersusun menurut garis diagonal, motif api atau motif
parang posisinya bertolak belakang dengan motif mlinjon yang
berbentuk segi empat belah ketupat. Motif
batik parang kusuma biasa dipakai untuk busana pengantin Kasatrian
Ageng. Pengertian bunga sama dengan kusuma yang bermakna generasi
harapan. Batik ini adalah busana putra-putri Sultan yang semula dipakai untuk malam selikuran. Namun sekarang telah menjadi busana untuk pengantin.
6. Motif Batik Sida Luhur
Motif batik sida luhur dikategorikan kedalam motif semen. Motif ini menggambarkan proses hidup ketika hidup di dunia. Sida luhur berasal dari kata sida dan luhur.
Sida mempunyai arti jadi atau menjadi, sedangkan luhur mengandung
pengertian tinggi, terpuji dan mempunyai wibawa. Pola batik sida luhur terdiri
dari motif pohon hayat, meru, burung, tumbuhan dan garuda bersayap satu. Makna motif ini secara umum adalah agar si pemakai memiiki harapan supaya hidupnya kelak bahagia, adil, berbudi luhur, dan tabah menghadapi badai kehidupan. Umumnya motif ini digunakan oleh pengantin dan juga kedua orang tua
mempelai waktu upacara panggih.
7. Motif Batik Sida Mukti
Motif Batik Sida Mukti masuk ke dalam golongan motif semen. Sida Mukti berasal dari kata Sida dan Mukti. Sida mempunyai arti sebagai jadi atau menjadi, dan mukti mempunyai arti bahagia. Pola batik sida mukti mempunyai motif yang terdiri dari pohon hayat, kerang, bintang, burung, sawat dan
garuda. Motif kerang menggambarkan dunia bawah atau air, yang berarti
kelapangan hati. Secara
menyeluruh motif ini sebagai simbolisasi yang mengandung harapan bahwa si pengantin nantinya dapat hidup bahagia, makmur sentosa, mempunyai sifat pemurah terutama kepada orang yang dipimpinnya, tabah dalam
menghadapi berbagai cobaan kehidupan. Batik ini biasa digunakan oleh pasangan pengantin pada waktu upacara
panggih.